Resiko Dan Manfaat Jaringan Sosial Di Tempat Kerja
Jaringan sosial? Bukankah itu perlu kita cegah? Mengapa kita harus menghadapi resiko dengan sesuatu yang memberikan nilai tambah sangat sedikit, bahkan mungkin menjadi ancaman bagi perusahaan? Apakah argument tersebut terdengar tidak asing lagi?Jaringan sosial berkembang pesat sebagai salah satu cara utama berkomunikasi. Seiring dengan masuknya generasi baru ke dunia kerja, perusahaan-perusahaan mengalami dilema” mengunci situs jaringan sosial dan berurusan dengan pegawai yang tidak puas, atau memberikan akses yang tidak terbatas dan mengalami kekurangan produktivitas“.
Namun, masalahnya bukan hitam dan putih. Sebagai media komunikasi, mungkin ada manfaat yang bisa diambil dari jaringan sosial untuk mengembangkan hubungan kerja. Perusahaan perlu beradaptasi dan mengembangkan strategi dan kebijakan yang mempertimbangkan resiko dan manfaat. Itulah tujuan kita kali ini, melihat resiko dan manfaat. Memang memberi akses tidak terbatas ke situs jaringan sosial bisa membebani pengeluaran perusahaan, tapi perlu dipertimbangkan bahwa banyak perusahaan yang mendapatkan manfaat dari situs jaringan sosial.
Resiko jaringan sosial di tempat kerja
Mengapa situs jaringan sosial bisa menjadi beban? Berikut adalah beberapa penjelasan yang paling masuk akal dan bisa diterima.Berkurangnya produktivitas
Berkurangnya produktivitas adalah alasan yang paling umum dilontarkan pihak manajemen untuk memblokir akses ke situs jaringan sosial. Seperti yang pernah diberitakan BBC News, Dewan Kota Portsmounth di Inggris melarang akses Facebook,Twitter dan sejenisnya, setelah menemukan bahwa sejumlah pegawai menghabiskan hampir 400 jam sebulan di Facebook. Ini menunjukan bahwa gaji terbuang, dan membuat wajib pajak marah.Demi alasan keamanan nasional, Korps Marinir AS juga membuat keputusan yang sama sehubungan dengan Facebook. Dari beberapa pegawai yang diwawancarai Nucleus Reserch, ditemukan bahwa dari 77 persen pegawai yang memiliki account Facebook, 61 persen mengunjunginya selagi ditempat kerja selama rata-rata 15 menit per hari, yang mengakibatkan kurang nya produktivitas 1,47 persen dari seluruh populasi pegawai.
Meskipun kita tidak bisa memastikan apakah kelompok studi ini benar-benar representatif, karena hanya berisi 237 pegawai, fakta menunjukan bahwa orang dapat dengan mudah tergoda oleh jaringan sosial dan membuang banyak waktu kerja. Studi yang dilakukan Nucleus Research juga menemukan bahwa satu dari 33 pegawai membuat profil Facebook mereka ditempat kerja, dan 87 persen mengatakan bahwa pada dasarnya mereka membuka Facebook yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Ironis memang.
Malware, pencurian identitas dan kebocoran data
Situs jaringan sosial bisa menjadi “kendaraan” pengirim malware dan spyware yang diam-diam ditanamkan cybercriminal. Program-program berbahaya ini dapat menyebar keseluruh jaringan internal perusahaan. Dengan menghancurkan atau menonaktifkan sisitem dan data yang dibutuhkan pegawai untuk melakukan pekerjaan mereka, melware dapat memberi dampak yang luar biasa terhadap produktifitas, disamping “membuang-buang waktu” bagian TI.
Malware dan spyware juga dapat membombardir jaringan intenal. Dengan spam, serangan phising, dan mencuri nama user dan password. Selain itu,waktu yang dibutuhkan bagian TI untuk melawan malwere dan serangan spywere bisa sangat mahal.
Sumber : http://blog.fastncheap.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar